Tidak banyak orang jaman sekarang mengenal
alat transportasi pengangkut ranting pohon hutan bernama Becak Lawu.
Transportasi pengangkut tersebut digunakan oleh masyarakat Gunung Lawu sejak
puluhan tahun silam. Ya, sesuai namanya sendiri Becak Lawu memang digunakan
masyarkat lereng Gunung Lawu untuk menyambung hidup karena bagi mereka harga
gas elpiji masih terlalu mahal, sehingga mereka mau tidak mau harus mengambil ranting
pohon sebagai kayu bakar dan hasil hutan yang lain. Sejarah pembuatan becak
lawu memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat setempat yang
sederhana. Hal tersebut tergambar dalam model Becak Lawu yang sangat sederhana.
Faktor pendorong lain adalah letak geografis yang membuat jalan transportasi
naik turun.

Becak ini tidak mempunyai pedal, rantai,
stang, sadel maupun mesin. Kendaraan ini hanya terbuat dari rangkaian batang
kayu. Rodanya pun terbuat dari kayu yang dibalut ban bekas. Di tengah-tengah
rodanya dipasang klaker agar putaran roda bisa kencang.
“Komponen utama becak kayu
ini hanya ada dua, yakni rem dan roda. Keduanya berfungsi untuk menahan laju
sekaligus belok,” terang Sutrisno, warga pengguna Becak Lawu asal Desa Klaten,
Kecamatan Plaosan, Magetan saat berbincang dengan Madiun Pos di di tepi jalan raya Solo-Magetan,
Senin (4/5/2015).
Tuntutan biaya bertahan
hidup kian meninggi, masyarakat pengguna Becak Lawu memilih bertahan
menggunakan Becak Lawu karena biaya perawatan yang tidak mahal. “Biayanya
paling mahal hanya beli besi bangunan dan klaker. Paling enggak sampai Rp100
ribu. Kalau rusak, ya tinggal ganti kayu. Diperbaiki sendiri,” ujar salah satu
warga setempat.
Seiring berjalannya waktu,
perubahan (modifikasi) pada Becak Lawu kian menarik. Hal tersebut bertujuan
agar para pemuda di sana mau mengembalikan alat transportasi sederhana itu
untuk penunjang kehidupan sehari-hari. Becak Lawu dibentuk layaknya mobil
ferrari yang bertujuan juga sebagai penambah pilihan permainan anak-anak. Cara
kerja dari Becak Lawu itu sendiri sangat mudah, tinggal mencari jalan yang
menurun dan ketika ingin mengerem tinggal menarik pegangan tangan ke arah
belakang otomatis rem di belakang ban akan menghambatnya serta mengemudikannya
dengan kaki untuk membelokkannya.
Jadi, ingin mencoba Becak
Lawu?
Daftar
pustaka :
1.
Kazemha, Rendy. (2013). Becak Lawu, Kendaraan Tradisional
Magetan. https://cyberndut17.wordpress.com
2.
Susanto, Aries. (2015). Kredit Motor Kian Mudah, Becak Lawu
Mulai Punah. http://jogja.solopos.com/
3.
Susanto, Aries. (2015). Inilah Angkutan Murah Meriah di
Lereng Lawu. http://jogja.solopos.com/






Tidak ada komentar:
Posting Komentar