Mengutip pernyataan Najwa Shihab dalam acara talkshownya yang
sangat booming, Mata Najwa mengungkap bahwa keadaan politik di
Indonesia bisa saja memiliki kecanduan terhadap bagaimana media massa akan menyebarluaskan
keadaan politik itu sendiri. Ada banyak cara media massa menganalisis setiap
perbincangan tokoh politik bangsa ini. Tentu masyarakat tidak mengetahui
bagaimana informasi yang sebenarnya diproses. Setiap media massa akan selalu
memberi kesan bahwa merekalah yang selalu benar, terkadang bisa saja
membalikkan fakta demi kepuasaan beberapa orang. Sedangkan murninya sebuah
berita untuk rakyat di luar sana bagaimana?
Hal ini langsung ditimpali dengan berbagi
spekulasi dan pernyataan pedas dari pemerintahan, khususnya para wakil rakyat
yang sejatinya sering diberitakan negatif. Beberapa memiliki pandangan
tersendiri untuk kaum media massa, terkait dengan kegiatan wakil rakyat ketika
bertugas di luar kantor. Para wakil rakyat ini meminta media untuk sesekali
memberitakan gerakan positif mereka terhadap masyarakat pelosok ketika media massa
ikut meliput. Mungkin wakil rakyat sudah bosan dengan berita sisi negatif. Dari
keterangan tersebut sudah dapat disimpulkan bahwa memang benar keadaan politik akan selalu
bergantung pada media massa yang memberitakan hal tersebut.
Menyimak dari ulasan sebuah paper yang
berjudul “Peran Media Massa dalam Sistem Politik Indonesia”, ditemukan beberapa
keseimpulan yang perlu dicermati lagi. Salah
satu poin penting dalam artikel tersebut adalah ketika penelitian dalam
komunikasi, psikologi, dan sosiologi menyatakan bahwa, cara pandang manusia
akan sangat ditentukan oleh jenis dan volume informasi yang mereka terima
adalah bahwa kita dapat informasi yang mereka terima. Ranah politik erat
sekali hubungannya dengan kekuasaan, jabatan dan harta yang dimiliki
masing-masing pelaku politik. Bukan perkara mudah bagi sang legislator maupun
calon legislator mendapat sambutan baik dari masyarakat. Pada saat itu lah,
media massa dari berbagai jenis diharapkan mampu menunjang dan memperbaiki
pamor mereka. Meskipun tidak banyak yang berakhir dengan perang antar media
massa yang masing-masing menjagokan suatu golongan atau tokoh.
Masyarakat kini juga perlu
dicerdaskan bagaimana memilah informasi yang baik dan berkualitas bagi dirinya.
Khususnya para masyarakat sipil berpendidikan (mahasiswa) juga dituntut bukan
hanya menyiapkan Indonesia yang lebih baik sebagai pengganti golongan tua namun
dituntut pula dalam membantu masyarakat ‘polos’ untuk menghadapi media massa.
Golongan muda yang kini memiliki
segudang ilmu baru, pengetahuan baru dan penelitian baru dalam bidang
jurnalistik dan komunikasi di dunia pemerintahan akan sangat membantu jika
mereka rela ikut membantu memperbaiki
kualitas media massa sekarang ini. Tidak banyak yang bisa dilakukan
masyarakat ketika berada dalam arus perpolitikan bangsa lewat media massa. Beberapa
kalimat atau kata asing yang tidak mereka ketahui bisa jadi menjadi penyebab
meningkatnya populasi ketidakingin-tahuan masyarakat tentang keadaan politik
sekarang.
Pustaka :
Mahendra, Derry.2010.Peran Media Massa Dalam Sistem Politik di
Indonesia.Universitas Gunadarma

Tidak ada komentar:
Posting Komentar